Hari itu Kebun Binatang Bandung tak padat oleh pengunjung. Hanya beberapaorang  yangberlalu lalang, melihat-lihatpara hewanpemalas tertidur pulas. Di sudut kandang beruang, tampak seorang pria berusia matang tersenyum ramah menyebut dirinya pawang.Ia kemudian mengajak kami duduk di depan kandang Sila, seekor singa betina dari Afrika. Ditemani oleh rintik hujan yang lima menit kemudian berubah menjadi guyuran, Pak Usup mulai bercerita tentang pengalamannya, bekerja selama 24 tahun di Kebun Binatang Bandung.

Berawal dari petugas kebersihan hingga menjadi pawang hewan, separuh hidup Pak Usup telah ia habiskan di sana. Dari yang hanya mengamati, kini beliau diamanati untuk menjaga hewan-hewan buas kebun binatang.Hampir sepuluh tahun. Mulai tahun 2010 ia telah menjadi pawang hewan. Sejak 1994, pria asal Cianjur ini berdedikasi tak ingin membuat perusahaan kecewa. Maka, Iapun bersedia untuk menjadi dan dijadikan apa saja. Hanya bermodalkan niat, berani, dan ikhlas, ia bekerja sepenuh hati menghadapi hewan-hewan buas.“Yang penting halal,” ujarnya sambil tersenyum.Bapak Usup setia mengabdi hingga saat ini, walaupun rekan-rekan sejawatnya sudah pensiun.

Menjadi pawang hewan, terlebih hewan buas bukanlah hal mudah.Berhadapan langsung dengan para karnivor, tak jarang membuat nyali ciut. Namun kunci bagi Pak Usup hanya satu, yaitu tenang. Awalnya dirinya itu memang dipaksakan. Lambat laun dapat bertahan.Kemudian akhirnya Ia mampu menikmati segala proses pendekatan kepada hewan. Takut dan cemas yang dirasakan berusaha Ia lawan, demi menghidupi keluarganya.

Bekas luka cakar hewan tak asing lagi ditemui pada lengan pak Usup.Tak sengaja tergores dianggap angin lalu.Seekor harimau benggala menjadi satu diantara hewan-hewan buas kebun binatang yang pernah melukai lengannya. Dulu pernah suatu ketika saat setelah Pak Usup mengantar singa-singa itu kembali ke kandang, ia lupa menutup kembali jeruji kandangnya, alhasil jadilah satu singa keluar kandang dan menggores luka di lengan satunya. Rasa sakit yang dirasa menjadi kebal ketika Iamengingat keluarga. Tak peduli sebanyak apa luka yang didapat karena yang terpenting baginya adalah ia tak mau mengecewakan atasannya dan juga keluarga.

Lain hal dengan para pengunjung, melihat para pemangsaini dari balik jeruji kandang saja. Bagiseorang pawang hewan, mereka harus mampu berdekatan.Bukan hanya masuk, sekedar memberi makan, tapibisa menjalin sebuah ikatan.Bertemu setiap hari, mengenal namadan usia hewan adalah langkah pertama.

Beberapa hewan telah dirawat Pak Usup sedari mereka kecil.Mulai dari memberi makanan dansusu, akhirnya pandai mengasuh. Ia sudah biasa menggendong hewan yang baru berusia beberapa bulan.Hingga suatu masa, saat mereka beranjak dewasa, Pak Usup kemudian menjaga jarak.

Hewan-hewan bertaring itu seolah sudah kenal dengan sang pawang. Contohnya saja ketika Pak Usup menyapa seekor singa betina dengan sebuah nama. Ia memanggil“Sila,” lalu arah pandang sang singamengikuti gerak langkahPak Usup. Pengunjung yang ada mulai ikut memanggil nama itu. Namun ternyata, sekeras apapun suara mereka, tak mampu mengalihkan arah pandang Sila dari sang pawang.

Sang pawang juga mampu mengenali para hewan dengan sangat baik. Ia bisa tahu keadaan mereka.Mendeteksi gejala tertentu yang muncul pada hewan sudah menjadi ahlinya. Ia dapat mengenali berbagai situasi, ketika hewan sedang sakit atauingin memuaskan nafsu birahi. Semisal ada tandapada bulu-bulu hewan yang mulai berdiri, ia langsung tahu dan segera bertindak.

Melawan rasa takut dalam diri memang bukan hal yang mudah. Berat dan sulit sekali. Jika orang biasa bertemu hewan pemangsaakan langsung berlari, Pak Usup justru akan mendekati. Tapi, memiliki keahlian demikian tak lantas membuat sang pawang hewan bersombong hati. Ia benar-benar rela melakukannya setiap harihanya demi orang-orang yang disayangi.

Satu hari melawan rasa takut mungkin terdengar mudah.Namun 10 tahun lamanya  pasti bukan waktu yang sebentar.Mengingat hewan-hewan buas ini bisa menerkam kapan saja, pasti sangat menghantui Pak Usup.Namun baginya, yang ia lakukan ini bukan hal yang patut untuk dibanggakan. Menurutnya semua orang pasti memiliki keberanian dan keinginan nya masing masing. Keberanian yang ia miliki muncul karena keinginannya untuk membahagiakan keluarganya dirumah. Melawan ketakutan menghadapi hewan hutan, demi sebuah pendapatan untuk menghadapi kehidupan.Menjadikan ketakutan sebagai penguatan dan ketenangan sebagai kekuatan.

(HA & NFP)

Language
Scroll to Top