Ditengah kemewahan kami berada. Empat tahun sudah kami berdiri diatas bumi yang beratapkan langit. Ya Atap Langit, tempat bagi mereka penerus bangsa yang dibelenggu oleh mahalnya pendidikan. Mencoba merangkul tangan-tangan kecil untuk mengepahkan sayap impian mereka. Melihat takdir itu, Tuhan perlahan mengetuk nurani kami. Kami yang telah diberi nikmat melimpah. Bila mampu, ingin rasa memberi nikmat yang sama pada mereka, namun kemampuan hanya tersalur lewat tenaga dan waktu. Mencoba memberi kebahagianan yang sederhana dan menyampaikan secuil ilmu yang bermanfaat. Permintaan orangtua untuk menjadi penerus penyusur jalanan mau sstak mau harus mereka lakukan, namun rasa ingin tahu akan rasanya pendidikan ingin pula mereka rasakan. Mengingat orangtua mereka sulit untuk mendapat sekepal nasi, Si anak mana tega beregois diri untuk di menggapai impiannya saja. Banyak kata soal kemiskinan, hasilnya para petinggi masih tidak mampu untuk mengatasi pendidikan dalam kemiskinan ini. Banyak dari orangtua mereka yang menganggap bahwa tak ada hasil instan bagi kehidupan anaknya akan pendidikan sekolah, mereka menganggap bahwa hasil kerja keras dengan menyusuri tempat-tempat kotor adalah hasil yang lebih cepat mereka dan anaknya dapatkan. Siapa yang mau hidup seperti ini, tak ingin namun makan pun susah.
Para inisiatori mengerahkan segala daya upaya, tenaga, dan harta. Menyisihkan sedikit uang jajan dan hasil karya para inisiatori ini mendapatkan biaya untuk Atap Langit. Namun, kemampuan ini berbatas. Hanya mampu menempatkan impian tangan-tangan kecil ini diatas bumi yang bertapkan langit saja. Mengandalkan buku-buku using tak terpakai, barang tak layak pakai menjadikan mereka anak-anak yang kreatif Meski sesederhana ini mereka mampu menghasilkan karya melalui penampilan seni mereka. Menjadi sorotan bagi orang-orang besar bahwa anak jalanan ini mampu berkarya melalui Atap Langit ini. Melalui Atap Langit, para inisiatori berharap anak-anak ini mampu mngepahkan sayapnya untuk menggapai impian mereka dimasa yang akan datang. Berharap mereka mampu mengubah nasib dan takdir yang tertulis ditangan Tuhan. Berharap anak-anak ini mampu membanggakan dan menaikan harkat dan martabat keluarganya. Berharap anak-anak ini mampu menjadi penerus bangsa yang mampu memberikan perlindungan terhadap pendidikan. Berharap anak-anak ini mampu menghasilkan produk bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Atap Langit tak bisa mengubah nasib anak-anak ini namun mereka mencoba untuk memberikan motivasi agar anak-anak ini mau mengubah nasibnya sendiri melalui usahanya dihari ini untuk menyongsong masa depan yang cerah secerah mentari.