Tangannya yang begitu halus merajut dan ngamute berbagai bentuk yang begitu indah nan berwarna. Berbagai alat dan bentuk ia rajut dengan sepenuh hati. Seorang ibu beranak 2 ini menggeluti kegiatan yang begitu bermanfaat bagi dirinya maupun orang-orang yang berada di sekitarnya. Setiap ayam berkokok, seorang perempuan berkumpul dengan teman-temannya untuk melakukan kegiatan yang begitu membutuhkan ketulusan hati untuk melakukannya.

            Berawal dari melihat kerabat yang merajut, Ibu Tintin, nama ibu yang mempelopori kegiatan ini, tertarik dengan apa yang beliau lihat. Beliau menganggap kegiatan tersebut terlihat mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Hari demi hari ibu tintin mencoba merajut dan ngamute. Setelah satu minggu berlalu, Ibu Tintin merasa apa yang dilakukannya bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya secara emosi dan ekonomi.

            Cijambe merupakan saksi dari kegiatan ini bermula. Ibu Tintin mengawali kegiatan yang bermanfaat ini sejak dirinya masih gadis dan masih bersekolah di salah satu SMA dekat rumahnya. Setelah beberapa tahun lamanya, ibu yang gemar memakan bakso ini, memutuskan untuk membagikan apa yang ia miliki kepada orang lain. Ia berpikir bahwa orang-orang yang di dekatnya lah yang dapat menjadi teman seperjalananya sebagai perajut handal dan juga dipercaya bagi banyak orang. Tetangga dan kerabatnya lah yang menjadi orang-orang yang beliau bagikan ilmu apa yang ia miliki.

            Sudah 2 tahun lamanya, beliau dengan tetangga dan kerabatnya berkumpul di teras rumah untuk melakukan kegiatan ini. kegiatan yang membantu mereka untuk memenuhi perut dan keinginan mereka. Berawal dari hanya kegiatan yang diangga sebagai kegiatan mengisi luang, berubah menjadi kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dari setiap ibu-ibu yang merajut dan ngamute ini.

            Ibu Tintin beranggapan bahwa, setiap orang yang melakukan sesuatu yang menjadi kegemarannya akan berakhir dengan kisah membahagiakan. Kini ibu yang berumur 40 tahunan ini menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu sumber keuangan utama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Walaupun, sebenarnya ibu Tintin sudah memiliki warung sebagai sumber keuangannya.

            Setiap rajutan begitu rapi nan indah, caranya merajut banyak menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya sebagai perajut. Tidak hanya kerabatnya, putri dari ibu Tintin pun menganggap bahwa apa yang dilakukan ibunya pun merupakan hal yang menginspirasi dan membuat putrinya pun ingin mencoba dan belajar untuk melakukan kegiatan tersebut.

            Setiap rajutannya dihargai muali dari seribu rupiah sampai dengan ratusan ribu. Media yang digunakan oleh Ibu Tintin sudah begitu luas dari mulai memesan langsung ke rumah Ibu Tintn sampai menggunakan berbagai media sosial yang sudah begitu berkembang. Sekali lagi dapat dikatakan bahwa Ibu Tintin ini merupakan seorang wanita sekaligus seorang wanita yang begitu hebat nan tangguh.

Language
Scroll to Top